Jumat, 10 Februari 2012

Cerita anak KKPK (Kecil-kecil punya karya)


     Assalamualaikum WR.WB

                                                                  Mukena Untuk Bunda


Dua hari lagi,lebaran akan datang. Mila menghitung kembali uang nya. Dia berniat, besok akan membeli mukena untuk Bunda.
“Enam puluh sembilan ribu...tujuh puluh ribu ...yeee...suddah paas!”Teriak Mila Bertertiak. Mila bersorak senang.Dia berjalan menuju kamar Kak Winda.Mila ingin menceritakan tentang rencananya, membeli mukena untuk Bunda.
“Assalamualaikum, Kak! Sedang ngapain?” tanya Mila, sambil duduk di kasur Kak Winda.
“Eh...kamu itu kalau masuk jangan langsung nyelonong, dong!”mtegur Kak Winda.
“Eh, maaf, Kak,”Kata Mila.
“Kamu mau ngapain? Tumben kesini?” Kata Kak Winda kasar.\
“Eh...enggak,kak.Aku Cuma mau cerita, kalau besok aku mau bli mukena buat Bunda.Kakak mau ikut?” Tanya Mila.
“Uuuh...malesss...ngapain aku ikut kamu? Besok pasti panas banget. Huh, enggak usah, deh! Emang nya kamu punya uang?” Kata Kak Winda.
“Aku punya, kok.Ada tujuh puluh ribu,”Kata Mila.
“Dapat dari mana kamu, uang sebanyak itu? Nyolong uang kakak, ya?”Kata Kak Winda menuduh.
“Enggak, kok.Aku,kan, menabung tiap hari. Jadi uang nya banyak,” Jawab Mila.
“Oh...besok...kalau beli mukena, beli yang murahan saja! Pasti bagus buat Bunda,”Kata Kak Winda pedas.
“Astagfirullah, kak...! Durhaka itu nama nya!” Kata Mila menasihati Kak Winda.
“Kamu itu! Kakak lebih tahu, mana yang baik, dan mana yang buruk!” Kata Kak Winda, sok tahu.
“Ya, sudah. Yang penting, aku sudah memperingatkan kakak,” Kata Mila, sambil menuju ke kamar nya.

Keesokan harinya....................................
“Ayo,kak,berangkat!” Kata Mila, mengajak Kak Annisa.
“Iya,Mila, sebentar lagi kakak siap,” Jawab Kak Annisa. Setelah Kak Annisa siap, mereka berangkat bersama-sama.
Di jalan, Mila melihat beberapa toko mukena.Dia berniat akan membeli mukena di toko itu, setelah pulang sekolah.
“Daaah! Kak.....Mila sekolah dulu, ya!” Kata Mila, di depan gerbang sekolah nya.
Di sekolah, Mila menjalani hari nya seperti biasa. Ada Cika yang cerewet, Gita yang imut, Deny yang tampan, dan Dewi yang cantik. Mila sangat senang memiliki tgeman seperti mereka di kelas nya.
Saat pulang sekolah, Mila tidak langsung pulang. Dia hampir dulu ke toko mukena.
“Assalamualaikum, Pak......Saya mau beli mukena,” Kata Mila.
“Oh...ya, silahkan. Mau pilih yang mana?” Tanya Bapak itu, sambil mengeluarkan mukena dari dalam lemari kaca.
“Hmmmm.....yang warna putih ini berapa?” Tanya Mila.
“Oh...yang ini delapan puluh ribu rupiah,” Kata Bapak itu.
Mahalnya..., Kata Mila dalam hati.
“Atau yang ini, Dik.....harganya lima puluh ribu.”
“Wah...yang ini saja, Pak. Sya mau beli ini!” Seru Mila.
“Kembalian nya dua puluh ribu. Mau beli sejadah nya sekalian, enggak? Kebetulan, ada yang harganya dua puluh ribu rupiah,” Kata Bapak itu menawarkan.
“Hmmm.....ya, sudah, sekalian saja,” Kata Mila.
“Ya...ini barang nya.....”
“Makasih, Pak!” Kata Mila.
Mila pulang ke rumah. Dia menenteng mukena dan sejadah untuk Bunda. Sesampainya di rumah, Mila segera mencari Bunda.
“Bunda.....Mila pulang! Bunda dimana?”Tanya Mila.
“Bunda disini, Nak.....baru bikinin kamu baju,” Kata Bunda.
Mila punya hadiah buat Bunda,” Kata Mila.
“Apa? Bunda pingin tahu,” Kata Bunda.
“Tapi ada syarat nya.?”
“Apa? Beliin bakpao?” Kata Bunda bercanda.
“Ya, enggak, lah. Aku pingin....Bunda cium aku....” Kata Mila.
Oh...kirain apa. Ya, sudah, sini Bunda cium pipi kamu yang gembil itu,”Kata Bunda.
“Yeee......sekarang aku mau kasih hadiah nya buat Bunda.”Kata Mila, setelah di cium Bunda.
“Ini untuk Bunda? Makasih, ya, Mila,”Kata Bunda, sambil menerima hadiah dari Mila.
“Iya, Bunda, sama-sama. Besok waktu sholat ID, Bunda pake mukena ini, ya.....,”Kata Mila memohon.
“Iya, sayang.....Bunda akan memakai mukena ini,”Kata Bunda, sambil memeluk mukena barunya.
Malam hari nya, kampung Mila mengadakan takbiran. Mila dan kakak-kakaknya, tentu saja ikut memeriahkan.
“Allahu akbar.....allahu akbar.....allahu akbar.Laa ilaaha illahuallahhuakbar....allahu akbar walillahilhamd,”Ucap mereka semua kompak.
Keesokan hari nya, Bunda, Mila, Kak Annisa, Dan Kak Winda bersiap-siap shalat ID. Mereka berjalan menuju lapangan. Biasanya, mereka shalat ID di lapangan itu. Mereka mengenakan baju baru. Bunda membawa mukena baru nya. Mila senag sekali, bisa melihat Bunda memakai mukena baru nya.
Usai shalat ID, mereka pulang ke rumah. Mereka akan mengadakan acara sungkeman.
“Bunda, maafin Wida, ya....sebenernya, Winda sudah lama mau minta maaf. Tapi Winda malu. Winda harus nungguin lebaran dulu untuk meminta maaf. Sekali lagi, maafin Winda, ya, Bunda.....,”Kata Kak Winda, sambil meneteskan air mata.
“Iya, Winda. Bunda maafin kamu. Bunda juga minta maaf, ya,”Sahut Bunda ikut terharu.
“Iya, Bunda.....,”Kata Kak Winda.
Setelah Kak Winda meminta maaf, giliran Kak Annisa.
“Bunda, maafin Nisa, ya. Annisa sering buat Bunda marah. Sekali lagi, maafin Annisa, ya, Bunda,”Kata Kak Annisa.
“Bunda, maafin Mila juga, ya.....maaf, kalau Bunda enngak suka mukena, sama sejadahnya,”Kata Mila meminta maaf.
“Enggak, kok. Bunda suka mukena nya. Makasih, ya, Mila.....,”Jawab Bunda.
Pagi itu, Mentari tersenyum melihat mereka. Mereka sangat gembira. Kak Winda sudah menjadi baik. Mereka baik. Mereka menjadi keluarga yang bahagia.

     Wassalamualaikum WR.WB



1 komentar:

  1. Kak namaku rachel hilya nugraha aku tinggal di balikpapan komplek perumahan bukit damai sentosa 1 aku udah baca mukenah untuk bunda dan cerita nya bagus sekali saya suka aku juga punya blog lhoh kak baca ya.. blog ku : rachel-hilya.blogspot.com. inspirasi dan kreasi dari hilya ini diaa blogspotku aku punya adik laki2 dan kakak laki2 juga adik kelas 1 kakak kelas 6 dan aku kelas 3 kalau kakak ku hobi nya main gitar kalau adik ku suka nya bikin origami dan ngerakit mainan .

    BalasHapus